Minggu, 27 November 2011

Review: Winnie the Pooh ( 2011 )


Dalam era ketika setiap studio film berusaha untuk menampilkan teknologi termutakhir mereka dalam menggarap sebuah film animasi, rasanya cukup mengherankan untuk melihat Winnie the Pooh. Film yang menjadi kali kedua bagi Walt Disney Animation Studios dalam mengadaptasi kisah anak-anak populer karya penulis Inggris, A. A. Milne, ini sama sekali tidak ditampilkan dengan durasi yang panjang atau dengan teknologi tingkat tinggi yang mampu membuat setiap orang terpesona atau dengan mengadaptasi teknologi 3D yang rasanya saat ini sama sekali tidak dapat dihindarkan tersebut serta sama sekali tidak menggunakan talenta suara aktor maupun aktris Hollywood ternama dalam mengisikan suara setiap karakternya. Jika ada yang ingin dicapai oleh Winnie the Pooh, maka hal itu adalah sebuah keinginan untuk membawa kembali semua kenangan indah penontonnya tentang tujuh karakter favorit mereka sekaligus menarik banyak penggemar baru dari kelompok penonton muda yang akan dengan mudah jatuh cinta dengan film ini.
Anda harus kembali ke tahun 1960an untuk menyimak kembali bagaimana Walt Disney mengadaptasi sebuah seri buku cerita anak-anak dan menjadikannya salah satu franchise tersukses dan paling dicintai hingga saat ini. Film pertama dari seri Winnie the Pooh sendiri dirilis pada tahun 1977 dengan judul The Many Adventures of Winnie the Pooh yang berisi tiga segmen cerita yang berbeda dan diadaptasi dari tiga seri buku cerita Winnie the Pooh karya Milne. Film tersebut mendapatkan pujian luas dari kritikus film dunia yang memuji bagaimana Walt Disney tetap mempertahankan gaya ilustrasi E. H. Shepard yang terdapat di setiap buku cerita Winnie the Pooh sehingga menjadikan The Many Adventures of Winnie the Pooh terkesan seperti sebuah ‘buku cerita yang hidup.’
Seri Winnie the Pooh terbaru, yang disutradarai oleh Stephen J. Anderson dan Don Hall serta mendapatkan supervisi dari John Lasseter, juga mempertahankan kesan yang telah dibuat oleh film pertamanya tersebut. Pun begitu, jangan mengira bahwa Winnie the Pooh akan tampil minimalis jika dibandingkan dengan film-film animasi yang banyak dirilis akhir-akhir ini. Penggunaan teknik animasi tradisional yang digunakan – yang telah terbukti berhasil pada The Princess and the Frog (2009) dan Tangled (2010) – tetap mempertahankan penggunaan warna-warna cerah alami sehingga menjadikan setiap karakter dan lingkungan tempat cerita mereka berada dapat tetap tampil menyenangkan untuk dilihat.
Winnie the Pooh sendiri diadaptasi dari beberapa cerita petualangan Winnie the Pooh dan teman-temannya yang ada dalam beberapa buku cerita Winnie the Pooh karya Milne. Dikisahkan, Winnie the Pooh (Jim Cummings) terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa ia telah kehabisan madu yang selalu menjadi makanan favoritnya. Setelah selesai mencari ke seluruh sudut rumah, Pooh akhirnya bergerak keluar dari rumahnya, berusaha untuk menjumpai teman-temannya dan meminta persediaan madu mereka… walaupun kemudian akhirnya terjebak dalam serangkaian kejadian yang menghalangi perutnya untuk merasakan kenikmatan madu sesegera mungkin.
Hambatan pertama yang ia hadapi datang ketika ia menjumpai Eeyore (Bud Luckey) dan menyadari bahwa Eeyore telah kehilangan ekornya. Pooh akhirnya memberitahukan hal tersebut pada Christopher Robin (Jack Boulter) yang kemudian membuat sayembara bagi para penghuni Hundred Acre Wood untuk dapat menemukan ekor Eeyore yang hilang. Ketika sayembara tersebut berlangsung, Pooh, Eeyore, bersama sahabatnya, Tigger (juga diisisuarakan oleh Jim Cummings), Rabbit (Tom Kenny), Owl (Craig Ferguson), Piglet (Travis Oates), Kanga (Kristen Anderson-Lopez) dan Roo (Wyatt Dean Hall) kemudian menemukan Christopher Robin telah menghilang dengan kemungkinan bahwa ia telah diculik oleh seorang monster bernama The Backson. Kini, mereka semua bersatu dan berusaha untuk membuat sebuah jebakan untuk menangkap The Backson dan merebut kembali Christopher Robin.
Plot cerita Winnie the Pooh – terlepas dari kenyataan bahwa dikerjakan oleh sepuluh orang penulis naskah – adalah begitu sederhana, mudah ditebak dan sangat kekanak-kanakan dengan  sejumlah cerita berusaha menyelipkan pesan mengenai arti sebuah persahabatan. Pun begitu, entah mengapa, setiap penonton kemudian kemungkinan besar akan menemukan diri mereka terperangkap dalam petualangan sederhana tersebut, tertawa melihat berbagai kebodohan yang dilakukan Pooh dan sahabatnya serta tersentuh melihat keakraban mereka. Jelas, faktor kenangan akan karakter-karakter ini di masa kecil setiap penonton memegang peranan penting mengapa Winnie the Pooh tetap mampu tampil menarik dan memikat.
Yang paling menarik dari film ini adalah cara Anderson dan Hall dalam menceritakan petualangan  Winnie the Pooh dan sahabatnya. Dihantarkan oleh narasi John Cleese, penonton seperti diajak berinteraksi dengan setiap karakter ketika mereka terlihat sadar bahwa mereka sedang berada dalam sebuah buku cerita, menggunakan deretan huruf-huruf dalam sebuah paragraf dalam tindakan mereka dan bahkan berhenti untuk berinteraksi dengan narasi yang sedang menceritakan kisah film tersebut. Ini masih ditambah dengan iringan lagu-lagu karya Robert Lopez dan duo She & Him, Zooey Deschanel dan M. Ward. Vokal Deschanel yang lembut, namun sangat kaya dan komikal, sangat sesuai dengan jalan cerita Winnie the Pooh dan menjadikan setiap lagu yang ia nyanyikan beradaptasi dengan sempurna pada seluruh adegan yang ada di dalam film.
Pernyataan bahwa Winnie the Pooh akan bekerja dengan sangat baik pada setiap penonton muda jelas bukanlah sebuah pernyataan baru lagi. Dengan jalan cerita yang sederhana, karakter-karakter yang begitu mudah untuk disukai serta humor-humor ringan yang mengalir di tengah tema persahabatan yang erat akan mampu membuat setiap penonton muda jatuh cinta terhadap franchise yang telah berusia hampir setengah abad ini. Bagi penonton dewasa? Rasanya juga tidak akan bermasalah. Seperti halnya setiap film Walt Disney lainnya, film ini akan mampu mengeluarkan jiwa anak-anak setiap penontonnya dan membuat mereka mengenang masa-masa indah tersebut. Menyaksikan Winnie the Pooh hampir seperti mengunjungi sahabat lama Anda: penuh dengan kenangan indah, menyenangkan, hangat dan membuat Anda tidak ingin momen tersebut segera berakhir.

Winnie The Pooh (2011)

Directed by Stephen J. Anderson, Don Hall Produced by Peter Del Vecho, Clark Spencer Written by Stephen Anderson, Clio Chiang, Don Dougherty, Don Hall, Brian Kesinger, Nicole Mitchell, Jeremy Spears, Kendelle Hoyer (screenplay), Paul Briggs, Chris Ure (story), A.A. Milne, E.H. Shepard (booksWinnie the PoohStarring John Cleese, Jim Cummings, Tom Kenny, Craig Ferguson, Travis Oates, Bud Luckey, Jack Boutler, Kristen Anderson-Lopez, Wyatt Dean Hall, Huell Howser Music byHenry Jackman Cinematography Julio Macat Editing by Lisa LinderStudio Walt Disney Animation Studios Running time 68 minutesCountry United States Language English
Trailer

READ MORE - Review: Winnie the Pooh ( 2011 )

Buku terbaru Winnie the Pooh setelah 80 tahun

“Return to the Hundred Acre Wood” merupakan buku Winnie the Pooh yang rilis pada tanggal 5 Oktober 2009 di Amerika Serikat dan Inggris. Ini merupakan buku resmi pertama setelah AA Milne tahun 1928 menerbitkan “The House At Pooh Corner" akan mengungkapkan apa yang terjadi selanjutnya dengan Pooh dan teman-temannya. Buku yang ditulis oleh David Benedictus itu akan memperkenalkan karakter baru, Lottie the Otter. Buku, yang memiliki 10 cerita baru, diharapkan tersedia dalam 50 bahasa di seluruh dunia. Penulis bukunya, David Benedictus berkata: "Lottie the Otter benar benar-benar mewujudkan nilai persahabatan dan petualangan sebagaimana yang terlihat pada karya Milne, sehingga menjadi teman yang sempurna bagi Pooh, beruang favorit semua orang." Pooh dan teman-temannya muncul pertama kali pada tahun 1926 dan diadaptasi oleh Disney menjadi serangkaian fitur animasi dan sangat popular dikalangan anak-anak.


Cover “Return to the Hundred Acre Wood”



Winnie the Pooh “Return to the Hundred Acre Wood”




Lottie the Otter karakter pendatang baru




Jim Dale membacakan eksposisi dari “Return to the Hundred Acre Wood”




Ini teksnya :


Pooh and Piglet, Christopher Robin and Eeyore were last seen in the Forest - oh, can it really be eighty years ago? But dreams have a logic of their own and it is as if the eight years have passed in a day.

Looking over my shoulder, Pooh says: 'Eighty is a good number really but it could just as well be eighty weeks or days or minutes as years,' and I say: 'Let's call it eighty seconds, and then it'll be as though no time has passed at all.'

Piglet says: 'I tried to count to eighty once, but when I got to 37 the numbers started jumping out at me and turning cartwheels, especially the sixes and nines.'

'They do that when you're least expecting it,' says Pooh. "But are you really going to write us new adventures?" Christopher Robin asks. "Because we rather liked the old ones."

"I didn't like the ones with the Heffalumps in," adds Piglet, shuddering.

"And can they end with a little smackerel of something?" asks Pooh, who may have put on a few ounces in eighty years.

"He'll get it wrong," says Eeyore, "see if he doesn't. What does he know about donkeys?"

Of course Eeyore is right, because I don't know; I can only guess.

But guessing can be fun too.

And if occasionally I think I have guessed right I shall reward myself with a chocolate biscuit, one of those with chocolate on one side only so you don't get sticky fingers and leave marks on the paper, and if sometimes I am afraid that I have guessed wrong I shall just have to go without.

"We'll know," says Christopher Robin. "We'll help you get it right if we can."

And Pooh and Piglet smile and nod their heads, but Eeyore says: "Not that you are likely to. Nobody ever does."
READ MORE - Buku terbaru Winnie the Pooh setelah 80 tahun

Winnie The Pooh , touch your heart...



Ini percakapannya :
Christopher Robin: "Pooh Bear, what if someday there came a tomorrow when we were apart?"
Pooh: "As long as we're apart together, we shall certainly be fine."
CR: "Yes, yes, of course. But if, if we weren't together... if i were somewhere else?"
P: "Oh, but you really couldn't be, as I would be quite lost without you. Who would I call on those days when I'm just not strong enough or brave enough?"
CR: "Well, actually..."
P: "And who would I ask for advice when I didn't know which way to turn?"
CR: "Pooh, we..."
P: "We... we simply wouldn't be."
CR: "Oh, Pooh. If ever there's a tomorrow when we're not together, there's something you must remember."
P: "And what might that be, Christopher Robin?"
CR: "You're braver than you believe, and stronger than you seem, and smarter than you think."
P: "Oh, that's easy. We're braver than a bee, and, uh, longer than a tree, and taller than a goose... or, uh, was that a moose?"
CR: "No, silly, old bear! You're braver than you believe, and stronger than you seem, and smarter than you think. But the most important thing is even if we're apart, I'll always be with you. I'll always be with you. I'll always be with you."
READ MORE - Winnie The Pooh , touch your heart...

Kisah Winnie The Pooh

Selama Perang Dunia Pertama, tentara dari Winnipeg (Manitoba, Kanada) adalah diangkut ke timur Kanada, dalam perjalanan mereka ke Eropa, di mana mereka untuk bergabung ke-2 Brigade Infanteri Kanada. Ketika kereta berhenti di White River, Ontario, seorang letnan bernama Harry Colebourn membeli beruang hitam kecil anak harimau betina sebesar $ 20 dari seorang pemburu yang telah membunuh ibunya. Ia menamai dia 'Winnipeg', setelah kota kelahirannya Winnipeg, atau 'Winnie' untuk pendek.

Winnie menjadi maskot dari Brigade dan pergi ke Britania dengan unit. Ketika Brigade diposting ke medan tempur dari Perancis, Colebourn, sekarang menjadi Kapten, membawa Winnie ke Kebun Binatang London pinjaman lama. Dia secara resmi menyerahkan Kebun Binatang London dengan Winnie pada Desember 1919 di mana ia menjadi atraksi yang populer dan tinggal sampai 1934.
Beruang itu juga sangat populer dengan Christopher Robin, ayah dari AA Milne. Itu adalah hewan favorit di kebun binatang, dan ia sering menghabiskan waktu di dalam kandang dengannya. Beruang itu adalah Christopher Robin's inspirasi untuk memanggil dirinya sendiri ..... boneka beruang Winnie Winnie the Pooh (beruang teddy ini mulai dengan nama Edward Bear). Nama Pooh awalnya milik seorang angsa, seperti dapat dilihat dalam pengenalan Milne's 'Ketika kami muda.

A.A. Milne mulai menulis serangkaian buku tentang Winnie the Pooh, putranya Christopher Robin, dan teman-teman mereka di 100-Acre-Wood. Ini karakter lain, seperti Eeyore, Piglet, Tigger, Roo Kanga dan juga didasarkan pada boneka hewan milik Christopher Robin. Karakter, Rabbit dan Owl, didasarkan pada hewan yang hidup, seperti angsa Pooh, di daerah sekitarnya negara Milne rumah, Cotchford Farm di Ashdown Forest, Sussex. Wilayah inilah yang 100-Acre-Wood didasarkan.

'Winnie-the-Pooh' diterbitkan oleh Methuen pada 14 Oktober 1926, versi "Sekarang Kita Enam 'pada tahun 1927, dan' The House at Pooh Corner 'in1928. Semua buku-buku ini digambarkan dalam cara yang indah oleh EH Shepard, yang membuat buku-buku bahkan lebih magis. Buku the Pooh-perusahaan menjadi favorit dengan tua maupun muda dan telah diterjemahkan ke dalam hampir semua bahasa yang dikenal. Angka konservatif untuk total penjualan dari empat Methuen edisi (termasuk Ketika We Were Very Young) sampai dengan akhir tahun 1996 akan menjadi lebih dari 20 juta eksemplar. Angka-angka ini tidak termasuk penjualan dari empat buku yang diterbitkan oleh Dutton di Kanada dan Amerika Serikat, maupun edisi bahasa asing yang dicetak di lebih dari 25 bahasa di seluruh dunia!

The Pooh-buku juga telah favourites of anak walt diney dan terinspirasi untuk membawa Pooh Disney untuk film pada tahun 1966. Pada tahun 1977 "Yang Banyak Adventures of Winnie the Pooh ', fitur pertama-film animasi Pooh dirilis. Pada tahun 1993, Walt Disney Company mengakui bahwa kedua Pooh Bear adalah hanya untuk Mickey Mouse dalam portofolio mereka yang paling-dicintai dan dipercaya karakter dikenal jutaan orang di seluruh dunia. Pada tahun 1996, setelah rilis kedua dari 'Yang Banyak Adventures of Winnie the Pooh', si Beruang yang Sangat Otak Kecil telah terbukti menjadi lebih populer dari karakter Disney lainnya. Pada tahun 1997, dua puluh tahun setelah rilis pertama fitur-film animasi, Disney dirilis 'Pooh's Grand Adventure', mengambil tempat 22 Disney Masterpiece hiraukan. Pada Februari 2000 Disney merilis Winnie the Pooh ketiga film yang berjudul 'The Tigger Movie', kali ini dengan bagian terkemuka untuk Tigger.



Winnie The Pooh Asli



Boneka aslinya




Christopher Robin Milne




Ayah Christopher Robin Milne
Born 18 January 1882(1882-01-18)
Kilburn, London, England
Died 31 January 1956 (aged 74)
Hartfield, Sussex, England
Occupation Novelist, playwright, poet




READ MORE - Kisah Winnie The Pooh

Kamis, 24 November 2011

Teddy Bear Naughty Kiss

Tidur Bareng ..


Hani memeluk dari belakang .. 


Kiss lagi .. Eun Jo mengintip tuh ..


Kiss ..


Hani ketakutan gara-gara eun jo sakit, ini di rumah sakit ..


Episode Terakhir ?


Ciuman waktu wisuda ..


Yoon He Ra ..


Hani lagi sakit nih .. Waktu maen tennis ..


Ini kejadian waktu Hani dan Seung Jo jalan-jalan alias nonton.
Tapi, ada Joon Gu. dia jatuh gara-gara berlomba untuk menendang kaleng plastik supaya bikin Hani terkesan...


Wow ..


Itu si mami ngambil fotonya Hani n Seung Jo yang lagi ketiduran...


Ada preman nih...


Waktu Hani mau mengambil minuman untuk Seung Jo...


READ MORE - Teddy Bear Naughty Kiss

Museum Teddy Bear Korea


The Jeju Teddy Bear Museum ini dibuka pada tanggal 24 April 2001. Di museum ini kita bakal nemuin banyak banget jenis teddy bear dengan banyak karakter, terutama tokoh-tokoh besar dan beberapa drama korea yang lagi booming. Princess Hours, The Great Quen Seon deok, Winter sonata, Boys before flowers- 
ke empat drama korea itu udah dibuat versi teddy bearnya di museum ini.

The Beatles Versi Teddy Bear


Albert Einstein Versi Teddy Bear


Teddy Bear main Biola


Tv


Teddy Bear jadi Astronot


Marlyn Monroe Versi Teddy Bear


Prajurit Teddy Bear


Teddy Bear di Arab


Rainbow Domestic Teddy Bear


Teddy Bear di Pegunungan Salju


Teddy Bear di China

 
Teddy Bear Wedding Party


Taman Bermain Teddy Bear


READ MORE - Museum Teddy Bear Korea

Sejarah Teddy Bear A.E

Teddy bear adalah mainan dalam bentuk boneka yang berwujud beruang, biasanya boneka ini dijahit dan digunakan untuk menenangkan anak kecil. Sekarang ini beberapa teddy bear berharga sangat mahal dan dijadikan barang buruan kolektor. nah baca yu kenapa Teddy bears itu begitu terkenal.....


Sejarah

Nama teddy bear muncul pada bulan November 1902, ketika presiden amerika serikat waktu itu adalah Theodore Roosevelt mengikuti hunting trip di Mississippi yang diundang oleh gubernur Mississippi Andrew H. Longino. Pada kompetisi itu, banyak pemburu yang telah berhasil menembak sesuatu. Ketika itu ajudan Roosevelt, holt Collier memojokkan sebuah American black bear, menikamnya, dan mengikatnya ada sebuah pohon willow. Holt kemudian memanggil Roosevelt dan menyarankan untuk menembak beruang itu. Roosevelt menolaknya karena tidak mencerminkan sikap sportsmanship yang baik. Tetapi ia memerintahkan agar beruang itu dibunuh untuk melepaskannya dari penderitaan.


Munculnya Nama Teddy Bear

Apa yang dilakukan Roosevelt digambarkan dalam kartun politik di the Washington post oleh Clifford berryman pada November 16, 1902.
Morris Michtom melihat gambar pada Koran tersebut dan terinspirasi untuk membuat sebuah mainan. Dia membuat sebuah boneka, menaruhnya di depan tokonya dengan menempelkan tanda "Teddy's bear," >= beruang milik Teddy (Roosevelt), itu dilakukan setelah menerima ijin dari Roosevelt. Michtom akhirnya membuat pabrik Ideal Novelty and Toy Co, yang masih berdiri hingga sekarang.
Tahun 1906 permintaan akan Teddy bears meledak, para wanita membawa bonekanya kemanapun, anak-anak berfoto dengan Teddy bears, dan Roosevelt memakai Teddy bears ini.

Popularitas

Pada tahun 2006, penjualan Teddy bears meningkat hingga 1,3 juta boneka
Teddy bear museum
Teddy Bear Museum pertama didirikan di Petersfield, Hampshire, England tahun 1984. Tahun 1990 didirikan museum yang sama di Naples, Florida, United States, tetapi ini ditutup pada tahun 2006, dan tahun sebelumnya semua boneka Teddy bears di lelang.

Boneka Pertama Roosevelt

READ MORE - Sejarah Teddy Bear A.E